Melatih Anak Mandiri (Toilet Training)



Anak merupakan titipan dari Tuhan yang harus dijaga dengan sebaik mungkin. Pengertian dari menjaga anak pada orang tua tidak hanya sekedar memberi makan, pakaian, memberi obat ketika sakit dan memenuhi keinginannya. Tapi lebih dari itu pengertian menjaga adalah mengarahkan dan mengajarkan pada anak tentang banyak hal semisal tentang baik dan buruk, kemandirian dll.
Kemandirian pada anak harus ditanamkan semenjak dini, misalkan toilet toilet training. Toilet training adalah pembelajaran tentang keharusan anak buang air ditempatnya (toilet). Selain Menyapih pembiasaan yang tidak kalah sulitnya adalah toilet training. Anak yang terbiasa memakai diaper sedari kecil akan sulit menahan untuk buang air, dikarenakan mereka terbiasa buang air dimanapun tempatnya. Karena pemakaian diaper dianggap lebih praktis serta tidak membuat repot orang tua terutama pada saat bepergian.
Meskipun lebih praktis memakai diaper tapi akan lebih baik jika anak diajarkan tentang buang air pada tempatnya (toilet training). Ada beberapa cara berdasarkan pengalaman yang saya lakukan sendiri tentang toilet training pada anak.

1. Ketika anak mulai MPASI biasanya pola makannya akan terjadwal secara rutin. Selain pola makan anak mulai diajarkan untuk mengenal (minum) air putih. Disaat itulah kita bisa mulai membiasakan untuk ditatur (bhs jawa). Artinya posisi menggendong bayi telentang dengan posisi kaki diangkat, ditekuk hampir ke perut. Bayi dikenalkan MPASI biasanya berumur enam bulan. Cukup waktu untuk ditatur karena bayi mulai bisa menyangga leher dan punggung. Tidak jauh beda dengan orang dewasa, biasanya orang setelah makan dan minum tidak lama kemudian pasti buang air (kecil). Jadi yang perlu kita lakukan adalah memahami kebiasaan jarak buang air kecil bayi pada saat setelah minum terutama.

2. Demikian juga untuk pembiasaan BAB, jika anak rutin setiap pagi akan lebih mudah menandai kebiasaannya. Tapi untuk anak yang memiliki kebiasaan BAB tidak rutin kita harus telaten dan sabar. Sabar dalam memberi arahan telaten mengajaknya untuk latihan toilet training. Biasanya anak akan mengejan, terdiam lama atau berdiri dipojokan saat BAB. Hendaknya kita peka dan langsung menuntunnya ke toilet.

3. Karena semua hal atau kebiasaan yang baru butuh proses, hendaknya sebagai orang tua kita lebih sabar dan menahan emosi ketika anak belum mau melakukan toilet training. Karena memaksa anak akan membuat mereka trauma dan malah rugi ke kita sebagai orang tua jika anak trauma.

4. Meskipun anak belum mengerti benar tentang pentingnya toilet training, sebaiknya kita tidak henti memberikan nasehat ppada anak pentingnya buang air di toilet.

Demikian sedikit pengalaman tentang melatih anak lepas dari diaper (toilet training)
Semoga bermanfaat.

Sumber gambar: pixabay.com

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Melatih Anak Mandiri (Toilet Training)"

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Menyusun Best Practice (27 September 2022)

alhamdulillah presentasi terakhir untuk menyusun Best Practice sudah terlaksana. Terimakasaih Bapak Ahmad Fauzi dan Ibu Dini FNA yang selalu...