Anak-Anakku Generasi Yang Cerdas dan Berkarakter


Sumber gambar: dokumentasi pribadi

Pendidikan menurut UNESCO meliputi empat pilar yaitu belajar mengetahui (learning to know), belajar melakukan sesuatu (learning to do), belajar menjadi sesuatu (learning to be) dan belajar hidup bersama (learning to live together). Artinya pendidikan adalah proses belajar yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup baik dari sisi intelektual, sikap, kepribadian dan moral. Proses belajar bisa dilakukan dimana saja kapan saja dan bersama siapa saja.

Pembelajaran dimulai dari manusia dilahirkan, pendidikan tidak melulu menggunakan peralatan tulis dan dilaksanakan di sekolah. Tanpa kita sadari semenjak dilahirkan kita sudah melakukan proses pembelajaran. Setelah dilahirkan meskipun belum tahu apa-apa orang tua sudah mengajarkan komunikasi lewat suara (kata-kata) dan sentuhan. Demikian juga selanjutnya tahap belajar akan berlanjut mulai dari tengkurap, merangkak, berdiri, berjalan hingga berbicara.

Belajar terbaik dimulai dari anak usia dini. Menurut UU Sisdiknas No. 20/2003 ayat 1 bahwa rentangan anak usia dini adalah 0-6 tahun, dimana usia ini kita kenal dengan periode emas (golden age) artinya otak berkembang dengan sangat pesat pada periode ini. Informasi apapun akan terserap dengan cepat, tidak peduli hal baik atau buruk. Disinilah peran orang tua sangat dibutuhkan, mengingat orang tua merupakan guru pertama anak sebelum mengenal dunia sekolah.

Anak merupakan investasi, bukan hanya investasi orang tua tapi juga investasi negara. Anak merupakan generasi penerus bangsa yang akan melanjutkan pembangunan dan melaksanakan cita-cita bangsa. Oleh karena itu diharapkan anak-anak tumbuh sehat, kreatif, cerdas, tangguh dan berakhlak mulia. Untuk mendapatkan sebuah generasi yang hebat diperlukan perjuangan dalam mendidik tunas bangsa. Mendidik bukan perkara mudah dan tidak bisa secara instan, harus dimulai dari sedini mungkin. Perlu pembiasaan sedari kecil agar anak memiliki kebiasaan yang baik, seperti toleransi, saling menghormati, saling menghargai dan saling menyayangi baik terhadap sesama manusia ataupun makhluk lainnya.

Anak memiliki tingkat kecerdasan serta karakter yang berbeda maka penanganan antara satu anak dengan anak yang lainpun juga tidak sama. Hal inilah yang harus kita gali, kita asah dan kita kembangkan agar anak siap menyongsong dunia luar, berkepribadian, memiliki sifat yang positif, terasah kreatifitasnya dan terarah tujuan hidupnya. Tidak ada anak yang bodoh, juga tidak ada anak yang nakal. Mereka hanya belum mampu membedakan mana yang benar-benar baik dan yang jelas-jelas buruk. Anak-anak adalah perekam (kejadian, kata-kata) yang hebat. Maka dari itu orang tua harus memberikan contoh yang sesuai serta lingkungan yang kondusif agar anak tumbuh dan berkembang dengan baik.

Dewasa ini cakupan lingkungan semakin luas, tak hanya di rumah, tempat belajar dan sekitar tempat tinggal, melainkan di seluruh dunia bisa di akses dan dilihat baik secara langsung ataupun siaran ulang melalui media internet. Tak hanya orang dewasa, anak dengan usia dibawah dua tahun sekalipun sudah piawai menggunakan kecanggihan teknologi yang kita sebut dengan ponsel pintar atau smartphone. Anak biasanya menyukai aplikasi video dan permainan. Disini peran orang tua sangat dibutuhkan mengingat begitu cepatnya otak anak dalam menerima informasi terutama melalui media audio visual. Orang tua bertugas mendampingi dan mengawasi agar anak tidak salah mengakses hal yang berbau pornografi, kekerasan ataupun tontonan yang belum sesuai dengan umurnya, karena apa yang ia lihat itulah yang ia ingat. Pemakaian smartphonepun juga wajib dibatasi karena adanya radiasi, paparan cahaya yang bisa merusak mata. Selain itu smartphone  sedikit banyak bisa mempengaruhi sifat anak. Anak cenderung egois dan agresif karena terlalu Asik dengan permainan hingga tidak mau berhenti, mungkin bisa dibilang ketagihan. Sehingga saat smartphonenya akan diambil dia akan terganggu bahkan marah hingga mengamuk. Selain itu smartphone juga membuat anak individualis karena mereka asyik dengan dunianya sendiri. Anak yang individualis akan tumbuh menjadi anak yang kurang peka terhadap orang sekitar, kurang komunikatif sehingga sulit untuk bisa berbaur dan sulit mendapatkan teman.

Orang tua sebagai sekolah pertama dan utama harus bijak dan dituntut untuk cerdas dalam mengerti dan memahami karakter anak. Memberikan contoh nyata, misalnya selalu berkomunikasi dengan bahasa yang santun, sopan dalam berperilaku terhadap siapapun (pada yang lebih tua atau yang lebih muda), peduli terhadap sekitar, disiplin pada diri sendiri maupun orang lain. Jika anak tumbuh dilingkungan yang baik dan sehat maka ia akan tumbuh menjadi pribadi yang baik dan kuat, sebaliknya anak tidak akan tumbuh dengan baik  jika anak tumbuh dalam situasi lingkungan yang buruk.

Sumber gambar:https://www.appletreebsd.com/

Meskipun usia dini (usia dibawah 6 tahun) merupakan usia pra-sekolah, namun tidak ada salahnya jika anak dimasukkan kedalam sebuah kelompok belajar, terutama bagi orang tua yang memiliki pekerjaan diluar rumah. Seperti Apple Tree Pre-School BSD yang merupakan salah satu institusi PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang hadir lewat kurikulum pembelajaran modern dan terintegrasi guna menciptakan generasi-generasi emas bangsa yang bukan hanya cerdas tapi juga berkarakter. Kelompok belajar untuk anak usia dini lebih pada menggali dan mengembangkan potensi pada anak, mengarahkan pemahaman anak tentang berbagai macam hal termasuk pada kemajuan teknologi yang semuanya serba digital serta yang paling penting adalah menanamkan sikap yang baik serta budi pekerti yang luhur pada anak agar dengan semakin pintarnya anak tapi tetap diimbangi dengan akhlak yang baik.

Sumber gambar:https://www.appletreebsd.com/

#appletreebsd





Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Anak-Anakku Generasi Yang Cerdas dan Berkarakter"

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Menyusun Best Practice (27 September 2022)

alhamdulillah presentasi terakhir untuk menyusun Best Practice sudah terlaksana. Terimakasaih Bapak Ahmad Fauzi dan Ibu Dini FNA yang selalu...